Sabtu, 06 November 2010

Soal Inflasi, Indonesia-Malaysia Unggul Siapa

VIVAnews - Badan Pusat Statistik baru saja meluncurkan data-data perkembangan indikator utama sosial-ekonomi Indonesia. Salah satunya, BPS membandingkan inflasi nasional dengan inflasi negara-negara lain.
Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Bank Indonesia yang bertugas menjaga laju inflasi bertekad untuk mengarahkan inflasi pada level yang lebih rendah di masa-masa yang akan datang.
Pjs Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam beberapa kesempatan kerap mengungkapkan keinginan agar laju inflasi Indonesia rata-rata bisa di kisaran 3 persen.
Jika melihat dari data BPS tentang tren laju inflasi secara year on year (tahunan) pada Maret hingga Mei 2010, terlihat bahwa Indonesia cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura.
Pemerintah dan Bank Indonesia kerap menyebutkan bahwa kondisi geografi Indonesia menjadi kendala utama yang membuat laju inflasi negara ini secara year on year rata-rata masih di atas 3 atau 4 persen, bahkan sering melebihi 5 persen.
Ini berbeda dengan Malaysia yang berhasil menahan laju inflasi rata-rata di bawah 2 persen. Demikian halnya dengan Singapura, negara kota dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit rata-rata bisa menjaga laju inflasi di kisaran 2-3 persen.
Indonesia tidak jauh berbeda dengan Philipina. Negara Philipina yang juga terdiri dari banyak pulau, seperti disebutkan data BPS, juga kesulitan menjaga laju inflasi di level yang rendah. 
Vietnam, merupakan negara di ASEAN dengan laju inflasi tertinggi dalam beberapa waktu belakangan. Negara tersebut tengah berjuang keras melakukan upaya untuk meredam laju inflasi yang sudah cukup tinggi. Bahkan, bank sentral Vietnam beberapa hari lalu melakukan upaya devaluasi mata uang dong sebagai salah satu instrumen untuk menekan inflasi.

sumber ; http://bisnis.vivanews.com/news/read/172959-soal-inflasi--indonesia-malaysia-menang-mana

1 komentar:

  1. menurut saya kondisi geografi Indonesia menjadi kendala utama yang membuat laju inflasi negara ini secara year on year rata-rata masih di atas 3 atau 4 persen, bahkan sering melebihi 5 persen.

    BalasHapus