Sabtu, 06 November 2010

Perekonomian 2011 lebih baik?

Menarik sekali mencermati forecast perekonomian 2011 yang kian kencang beredar di tengah desingan peluru para preman Ibu Kota pada hari-hari ini. Apalagi, hampir semua lembaga keuangan dan ekonom optimistis pertumbuhan ekonomi 'the new BRIC' Indonesia tahun depan akan lebih baik.
Lembaga seperti Standard Chartered Bank masuk dalam kategori itu. Stanchart yang merilis proyeksinya pekan ini menyebut pertumbuhan ekonomi RI tahun depan akan mencapai 6,5% dengan laju inflasi 6%, suku bunga acuan 7,5% dan nilai tukar Rp8.500 per US$.
Angka itu lebih optimistis dari target pemerintah yang mematok pertumbuhan ekonomi 6,4%, inflasi 5,3%, SBI 3 bulan 6,5% dan kurs Rp9.250 per US$. Sekadar informasi, pertumbuhan ekonomi tahun ini dipatok 5,7%, inflasi 5,3%, SBI 3 bulan 6,5%, dan kurs Rp9.000 per US$.
Argumen yang disodorkan keduanya tak jauh berbeda, antara lain membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Eropa pascakrisis keuangan global. Meski, di sini Stanchart terlihat jauh lebih realistis dalam memproyeksi target suku bunga acuan, inflasi, dan nilai tukar.
Segendang sepenarian dengan argumentasi itu adalah proyeksi ekonom LPEM UI yang telah dikenal luas sebagai karib pemerintah, yakni Muhammad Chatib Basri. Staf khusus mantan Menkeu Sri Mulyani ini menyandarkan argumennya terutama pada penguatan investasi.
Chatib melihat investasi tahun depan lebih kuat karena impor barang modal dan bahan baku penolong tumbuh tinggi. Sepanjang 7 bulan pertama tahun ini, impor barang modal tumbuh 39,92%, sedangkan impor bahan baku penolong tumbuh 53,87%.
Optimisme pemerintah, yang mendapatkan justifikasi dari forecast Stanchart atau Chatib, juga telah tecermin dalam penurunan dana cadangan risiko fiskal 2011 secara signifikan dari Rp4,9 triliun menjadi Rp1,1 triliun.
Perlu diingat, dana cadangan itu adalah terobosan Sri Mulyani saat merumuskan APBN 2008 guna menghadapi ketidakpastian situasi perekonomian global. Kali ini, ketidakpastian yang dijadikan faktor oleh Menkeu Agus Martowadojo adalah soal cuaca.
Kita kembali dahulu ke forecast 2011. Jangan salah, kali ini para ekonom Indef, yang acap berseberangan dengan pemerintah juga merespons optimisme serupa Stanchart atau Chatib. Beberapa di antara mereka bahkan lebih optimistis.
Fadhil Hassan, Ahmad Erani Yustika, atau Aviliani misalnya, sama berpandangan bahwa laju perekonomian 2011 yang dipatok pemerintah cukup realistis, dengan peluang tembus 6,5%. Meski, seperti Stanchart, mereka juga mengoreksi target inflasi yang dinilai tak membumi.
Pertanyaannya sekarang, apakah argumentasi yang diajukan pemerintah, juga justifikasi dari lembaga dan para ekonom itu, sudah kuat benar hingga memitigasi dan melampaui tekanan yang muncul atas risiko terjadinya kontraksi pascakrisis pada tahun depan?


sumber : http://www.bisnis.com/artikel/2id3141.html

1 komentar:

  1. menurut saya perekonomian di indonesia akan lebih baik apabila pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kemampuan yang telah dilakukan.

    BalasHapus